gadis matahariku. datanglah ke pesta kecilku
di ujung gang itu, ada belokan ke kanan
ada rumah berwarna merah, dengan pagar bercat putih dan di depan rumah ada pohon mangga
yang tak lupa menggantungkan buahnya ke pinggir jalan.
tapi itu bukan tempat pesta kecilku,
di sebelah rumah itu, ada satu jalan setapak di sebelah kirinya, masuklah, tapi jangan berisik.
sebab banyak anak kecil yang sedang menyusu pada tetek sang ibu,
setiap kamu berjumpa dengan ibu-ibu muda itu, sapalah ia, siapa tahu ia akan bercerita tentang cinta.
tak lupa, biasanya ada tiga laki-laki berewok dengan tato macan di lengan kanan dan tato cacing di lengan kiri agak ke bawah. tapi tiga orang itu tak seperti yang kau kira, mereka amat baik, dan lewat merekalah kau akan menemukan tempat pesta kecilku.
mereka dengan senang hati akan mengantarmu sampai tempat tujuan.
jika kau melihat ada kepulan asap dan bau daging terbakar, belok dan masuklah. barangkali itu tempat pesta yang aku siapkan.
tapi di tempat pesta kecilku tak ada bunga atau bir yang biasa kau minum dan sebungkus rokok kesukaanmu, tapi aku yakin, kau selalu tak lupa membawa tas ransel hitam yang didalamnya berisi sebotol bir, sebungkus rokok dan selembar kertas kosong. aku yakin itu
oleh sebab itu, aku hanya siapkan lilin, meja kosong, tempat panggang dan dua gelas kosong yang rindu air.
jika tak salah, dalam tas ransel hitammu itu, kau selalu membawa peta, sekedar untuk penunjuk jalan. aku hanya mengingatkan padamu gadis matahariku, jika dalam waktu dua kali duapuluh empat jam kau tak juga menemukan tempat pesta kecilku, buka peta dan tampar ketiga laki-laki bertato itu,
Buitenzorg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar