29 April 2008

berkabar lewat SMS

Berkirim kabar dengan seorang penyair Dani Fuadillah Solo-Jawa Tengah


Dani Fuadillah
27 April 2008-21.50
piano dihati dijemari...tuan ini laki-laki
nadanya di nadi
hati jangan mati

Dony P. Herwanto
27 April 2008-21.55
nada dihati bernyanyi sunyi
siapa bilang laki-laki tak punya hati
bukankah tuan seorang penyair
aku tak sanggup selesaikan ini lagu tuan

Dani Fuadillah
27 April 2008-22.00
tak perlu selesai itu lagu
ada banyak syair di langit meski tak biru
aku percaya itu lagu rindu

Dony P. Herwanto
27 April 2008-22.05
tuan seorang penyair, tentu pandai membuat puisi rindu
maukah tuan ajari aku membuat puisi dihati dan dijemari?

Dani Fuadillah
27 April 2008-22.06
rindu, puisi, penyair
yang mengajari juga hati dan jemari
dan aku menari

Dony P. Herwanto
27 April 2008-22.10
maukah tuan ajari aku menari di atas puisi
sebab aku hanya menari di antara puisi
..dan setelah ini aku mati

Dani Fuadillah
27 April 2008-22.14
menari, puisi dan bermimpi
kata orang hidup sekali setelah itu mati
aku tak mau bermimpi mati
hanya menikmati

Dony P. Herwanto
27 April 2008-22.20
mimpi dan mati itu suci
apalagi bermimpi untuk mati suci
tuan ini hebat, mampu mengukir puisi di atas mimpi

Dani Fuadillah
27 April 2008-22.25
suci hanya Tuhan miliki
aku hanya menapaki
menjadi manusia sejati
berjalan mendekati
semoga diperkenankan ini do'a suci
Wa Allahi

Buitenzorg-Solo

chairil 28

tiba saatnya aku pergi
aku tinggalkan puisi ini untukmu
kenang-kenanglah aku
dari Karawang hingga Bekasi
sebab aku adalah binatang jalang dari kumpulan yang terbuang
esok pasti kita berjumpa
di tempat dan suasana yang sama
entah di surga atau neraka atau di antara keduanya
jangan kau teteskan airmata
jangan kau taburi bunga makamku
sebab percuma kau lakukan itu semua
toh aku hanya seorang bohemian
yang selalu berkata "aku ingin hidup seribu tahun lagi"

Buitenzorg

27 April 2008

chairil 27

besok aku akan pergi
aku telah siapkan kain putih, bunga mawar, melati dan daun pandan.
tak lupa aku selipkan satu puisi untuk kalian baca nanti
tapi aku lupa memberi judul yang tepat
oh ya, aku sertakan juga bintang, bulan, matahari, kicau burung, nyanyian jengkerik
aku titipkan satu rindu ini untuk mu
nanti ketika kalian memperingati hari ku
kalian akan membutuhkannya
besok adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan semua cerita ini
"aku lelah, aku melihat ada malaikat sedang turun ke bumi, apa dia menjemputku?" ucap chairil

Buitenzorg

chairil 26

sejuta kata tak lupa
sejuta rindu tak ragu
sejuta luka tak menganga
kau pergi
dengan sejuta puisi

Buitenzorg

chairil 25

bunga-bunga berguguran di taman itu
seorang bocah kecil memungutnya satu persatu
angin berhembus lirih
rambut kumalnya berderai
di sudut taman ini
seorang lelaki kurus menulis puisi
dengan penuh air mata ia pergi
dan bocah kecil itu menemukan selembar kertas
yang di dalamnya ada satu kalimat
"aku ingin pergi ke bulan, kamu mau ikut tidak?"

Buitenzorg

23 April 2008

chairil 24

"selamat ulang tahun teman," kata chairil

Buitenzorg

chairil 23

maaf, aku sedang menyiapkan pesta besar
untuk seorang sahabat
dengan kembang api, lagu Padi, dan seuntai hati
tak lupa aku akan buatkan dia sebuah puisi cinta
maaf, aku tak ada di rumah
karena kesibukanku mencari tempat yang pas
untuk pesta temanku itu
"jangan ikut," bentak chairil

Buitenzorg

chairil 22

aku terluka
aku terlupa

Buitenzorg

21 April 2008

chairil 21

"aku pulang dulu," kata Kartini
di pojok ruangan chairil diam
dan tetap menulis puisi
"tujuh hari lagi aku akan menyusulmu," ucap chairil pada bayangan Kartini

Buitenzorg

20 April 2008

chairil 20

dia diam,
dia berdiri
nyalakan sebatang rokok
...dan tidur berbantal puisi
bermimpi untuk hidup seribu tahun lagi

Buitenzorg

19 April 2008

chairil 19

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

di ujung lop pistol itu satu nyawa tertawa
"ayo segera tembak kalau berani," ucap nyawa pada lop pistol
di tempat lain, Horta tertembak
"itu bukti kalau aku berani," tegasnya.

Buitenzorg

chairil 18

chairil duduk manis di bawah pohon manggis
ada seorang gadis menangis
dan chairil terus mengiris, memilin puisi
dan gadis itu masih menangis
"apa yang kau tangiskan gadis?" bisik chairil setelah selesai menulis puisi

chairil 17

aku lupa pintu ini menghadap ke mana
sesaat setelah senja mengantarkan cahayanya

"bukankah pintunya menghadap ke barat!," ucapmu

Buitenzorg

16 April 2008

chairil 16

angin yang bertiup lamat
membuat pelupaan akan penyair ini tak tertahankan
pergi kau dari pikiranku. dan tinggalkan secebis puisi di cangkirku


Buitenzorg

15 April 2008

chairil 15

maafkan aku penyair
karena sajak "Aku"
telah kulupa urutannya
malam itu

Buitenzorg

14 April 2008

chairil 14

April malam
kota-ku hujan
di luar sepi
sunyi di dalam hati

Buitenzorg

13 April 2008

chairil 13

sajak ini sebenarnya tak ingin aku tulis
sebab, bertepatan dengan angka sial

aku tak percaya jika ingin dibaca

Buitenzorg

chairil 12

lelaki itu pergi setelah meninggalkan sebuah surat
dan gadis itu pun kembali tidur
"ah lebih baik aku juga ikut kalian"

Buitenzorg

11 April 2008

Seperti Mimpi 1

foto by: Safrina Ayu Trisnawati

lelaki yang sekarang berani berkata AKU PASTI BISA, kini tersenyum lepas
saat kakinya menginjak rumput terbaik negeri ini
aku akan terus bermimpi, karena bermimpi itu tak ada yang melarang
"beruntunglah kita yang masih punya mimpi," kata seorang teman

Buitenzorg

chairil 11

aku lupa tuk bilang
rokokmu masih ada padaku, sebatang

Buitenzorg

chairil 10

dan aku semakin tak perduli
untuk mengingatmu
tapi di luar sana
namamu terus dipuja.
"lebih baik kau diam, dan tidur tenang," ucap chairil, kemudian menghisap rokoknya

Buitenzorg

09 April 2008

chairil 9

aku semakin terbiasa dengan sajakmu
padahal dulu aku tak mengagumimu
aku kagum sajak "Aku"
Dan aku akan lebih tidak perduli

Buitenzorg

chairil 8

Aku mau hidup seribu tahun lagi

tapi kenapa kau mati muda
apa kau tak rindu mirat mudamu?
"aku jelas rindu, dan rindu dengan jelas," ujar chairil

Buitenzorg

07 April 2008

Sampai juga Aku


akhirnya sampai juga aku di Ibukota
setelah sekian lama hanya lewat mimpi

akhirnya sampai juga aku menginjakkan
kakiku di rumput Gelora Senayan Bung Karno

tampaknya dua gedung itu tertawa padaku
"wah ada orang desa nyasar di kota besar ini"
ujar satu gedung pada gedung yang lain.



foto by Safrina Ayu Trisnawati

chairil 7

apa kau suka dengan angka tujuh?
satu angka penuh misteri itu
aku sematkan padamu
di hari ke tujuh menjelang kematianmu
aku masih punya 21 hari lagi
untuk mengagungkan kepenyairanmu

Buitenzorg

chairil 6

aku mulai terbiasa menyebut nama mu penyair besar
dengan segudang rindu
langit tak biru
dengan sejuta resah
darah lupa mendedah

kau selalu bawakan aku sebatang rokok
yang tak mungkin ku hisap

maaf.

Buitenzorg

05 April 2008

chairil 5

kalau sampai waktu-ku
tak seorangkan merayu

sampai saat ini waktuku habis
untuk merayu seorang gadis
habis gadis
gadis habis

aku entah

Buitenzorg

chairil 4

kau lupa tak menyapa mirat muda-mu
dalam peluk
dalam suluk
apa kau terlalu asik masyuk dengan Jassin?
"tak itu yang ada dalam otak-ku, yang ada adalah bagaimana 70 sajak-ku dikenang," tukas chairil

Buitenzorg

03 April 2008

chairil 3

hidup adalah menunda kekalahan

tanpa hidup berarti kita tak pernah kalah
jika kita kalah, berarti kita tak pernah hidup
"aku lupa menulis, seharusnya hidup juga menunda kemenangan," bisik chairil

Buitenzorg

01 April 2008

Sastra Sebagai Nenek Moyang Kesenian

Bogor, Jurnal Bogor

Minat siswa untuk belajar sastra khususnya sastra Indonesia ternyata kurang menarik perhatian. Keengganan belajar sastra sama artinya menjauhkan siswa dengan olah rasa. Selain itu,
Minat belajar sastra sangat kecil karena tidak ada peluang bagi siswa untuk membuka pengalaman baru. “Pelajaran sastra juga tidak mampu memberi perhatian besar kepada kegiatan mencipta di kalangan siswa,” kata Atang Supriatna S.Sn, dosen sastra Universitas Pakuan kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurut Atang, tertutupnya ruang sastra dikalangan siswa membuat sastra lokal atau daerah luntur. “Indonesia puya kekayaan sastra yang melimpah, tergantung dari siapa yang mengolahnya. Jika tak bisa mengolah, maka kekayaan sastra akan hilang,” ungkap alumnus STSI Bandung jurusan karya cipta itu.
Diakui Atang, dengan mempelajari karya sastra daerah atau lokal merupakan bagian dari studia humanistis. Sastra daerah menekankan kepada upaya meluhurkan martabat manusia dan keberadaan istimewa manusia dalam alam semesta.
“Dari sastralah nilai-nilai kemanusiaan diperoleh. Tapi paradigma yang salah telah membuat anak malu untuk belajar sastra,” ucapnya, seraya menegaskan, mereka malu dibilang cengeng dan sok romantis.
Atang menilai, keterbatasan guru untuk menyisihkan waktu membimbing siswa menjadi indikator hilangnya gairah bersastra pada anak. “Sastra sebaiknya diperkenalkan sejak dini, seperti memberi kebebasan pada anak untuk membuat karangan,” paparnya.
Selain itu, lanjut dia, sastra sebagai nenek moyang bagi kesenian serta berbanding lurus dengan kebudayaan menjadi tonggak kejayaan khasanah kesusastraan tanah air. “Peninggalan nenek moyang harus dipertahankan demi keutuhan bangsa ini,” imbuhnya.
Generasi muda sekarang, imbuhnya, nyaris enggan mendalami sastra lokal atau daerah, apalagi mengenal filsafat moral maupun sejarah. Diakui Atang, kebanyakan siswa hanya menghafalkan definisi puisi atau jenis sastra tanpa mau mengekploitasi karya-karya agung.
“Memang ada beberapa sekolah dasar sampai sekolah menengah atas yang melengkapi kekurangan itu lewat ekstrakurikuler. Para siswa diajak mendiskusikan karya sastra dalam kelompok kecil dan diajak memahami nilai kemanusiaan yang diusung,” ungkap koreografer kahot itu.
Terkait dengan belajar sastra sejak dini, diakui Atang, membuat anak punya budi pekerti dan sopan santun pada sesama. “Dengan belajar sastra, anak akan belajar tentang lingkungan dan cara merawatnya,” tegasnya.
“Belajar sastra hanya bagian kecil dari upaya membangun generasi humanis, tetapi perannya dalam dunia pendidikan cukup besar. Tinggal bagaimana itikad para pembuat kebijakan pendidikan,” paparnya.
Fakta bahwa siswa enggan belajar sastra harus disikapi serius. Perlu dicarikan jalan keluar, agar siswa itu belajar sastra. “Beberapa sekolah di Bogor yang rutin mendatangkan para sastrawan, merupakan jalan keluar yang bisa dipilih. Sastra memang patut masuk sekolah. Kita patut prihatin jika generasi muda tumbuh tanpa sifat humanis itu,” imbuhnya.

Banyak Lagu

yang ada hanya lagu regae dari radio butut itu
dan beberapa orang di sini menari bak kesetanan
"ayo ikut nari bang," tanya salah seorang yang terus menggoyangkan badannya meski tak lagi muda

Buitenzorg

Bentuk Wadah Teater

Bogor, Jurnal Bogor

Pada dasarnya, teater merupakan suatu gerak hidup yang punya daya jelajah tinggi pada fenomena yang ada. Kegelisahan dan kegemasan sejumlah pelaku seni itu terlihat dari pertemuan yang melibatkan sejumlah kantung-kantung kesenian, mulai dari teater pelajar, teater umum dan teater kampus.
Sejumlah pekerja seni itu terlibat aktif membahas kegelisahan yang sampai saat ini bergelayut di otak para seniman Bogor itu. “Pertemuan tersebut untuk membahas kerja kreatif kami berikutnya, setelah sempat mengalami degradasi kreatifitas,” kata Cerry K.S, seniman senior kota Bogor kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Kendala kami, kata Abah Cerry, sapaan akrab Cerry K.S, tak hanya masalah tempat yang selama ini terus dikambing hitamkan. “Kalau masalahnya tempat, sejak dulu kantung-kantung kesenian ini pasti bisa melakukan pementasan setahun lebih dari dua kali. Tapi masalahnya adalah tak adanya keseriusan penggarapan,” tuturnya.
Diakui Abah Cerry, kontinuitas sebuah pementasan harus mendapatkan porsi lebih dari pekerja seni. Tak terlepas juga dari masalah idealisme masing-masing kantung kesenian. “Ketika masalahnya idealisme, kami tak sanggup mengumpulkan teman-teman yang peduli dengan teater di Bogor,” papar alumnus IKJ jurusan teater itu.
Menurut Abah Cerry, teater di Bogor membutuhkan satu wadah yang berfungsi sebagai kontroling, baik masalah kerja kreatif sampai masalah intern. “Tapi campur tangan ini hanya sebatas konselor, tanpa adanya intervensi berlebih,” tegasnya.
Sementara itu, Neno Suhartini S.Sn, pengajar seni budaya MAN 2 Bogor mengaku, sebuah keniscayaan kebudayaan dijadikan sebagai pijakan dalam perspektif membangun daerah dengan menengok dentingan semangat para generasi mudanya. “Tapi saya yakin, dengan pertemuan ini, akan tercetus ide untuk melakukan pementasan dengan progres jelas,” tukasnya.
Geliat anak-anak muda Bogor marak dengan berbagai kegiatan kepemudaan, olahraga, seni dan budaya menjadi aktiftas yang tak pernah sepi, wabil khusus geliat dibidang seni budaya khususnya teater.
Cita-cita dan obsesi para pelaku seni budaya Bogor untuk membentuk wadah atau komunitas tak ada hentinya, meski sempat mucul beberapa gagasan, namun di tengah perjalanannya semangat anak-anak muda luntur. “Saya tak sepenuhnya menyalahkan mereka, karena keterbatasan media atau tempat pertunjukan. Tapi yang menjadi ketakutan saya adalah follow up setelah pertemuan ini,” sambungnya.
Klimaks geliat seni budaya khususnya teater di Bogor terlihat dari adanya gelaran, seperti Arisan Teater, yang punya penonton sendiri. “Kegiatan ini memberi media kreatif bagi kelompok pekerja teater baik sekolah, kampus, dan tak menutup kemungkinan teater umum yang sudah punya nama besar,” ungkapnya.
Sekarang, kata Neno, kalau mau jujur, di Bogor banyak menyimpan potensi seni budaya yang dapat digali dan sebagai khasanah cermin budaya Bogor, namun semuanya kembali pada konsistensi seniman dan budayawan selain keseriusan pemerintah kota Bogor untuk mempertahankan ikon-ikon seni budaya yang pernah tumbuh di Bogor.
Kegiatan seni budaya bukan hanya sekedar ceremonial atau life in service semata atau seni hanya digambarkan seperti daun salam, habis dipakai sesudah itu dicampakan begitu saja termasuk para pelaku seni teater atau pertunjukan Bogor yang kurang mendapat perhatian.
Selain itu, lanjut Neno, pekerjaan rumah yang paling besar adalah mendidik penonton teater, jika tak ada upaya ke arah situ niscaya teater menjadi sebuah tontonan yang nikmat ditonton.
Neno berharap banyak pada media yang ada. “Seharusnya media publikasi tersebut bisa menyentuh sampai akar terbawah,” jelasnya, seraya mengatakan, pertemuan ini harus terus dibina dan mendapat perhatian serius, agar cita-cita luhur mampu teraih.


chairil 2

dia tak lupa untuk menyulut sebatang rokok
"Aku ingin mati bertemankan sebatang rokok," ucapnya

Buitenzorg