22 November 2007

Teater LUGU, sebuah eksistensi narsistik

kalian terus bersama baik suka ataupun duka, tiada kelelahan yang aku lihat dari raut wajah kalian
aku bangga bisa menjadi bagian dari keberadaan kalian
...dan aku juga bangga bisa menjadi keluarga besar kalian

di manapun aku dan kalian berada bendera yang sudah berada di atas jangan sampai turun kembali.
... dan aku akan tetap kibarkan bendera ini.
lugu-ku adalah jiwaku
kebersamaan adalah raga-ku
lalu apa yang akan kalian berikan padaku setelah ini.

Bogor, 231107

5 komentar:

Anonim mengatakan...

aku juga bangga pada mas dony.
hidup teater lugu
maju terus luguku

Anonim mengatakan...

wakakakak
memang orang-orang lugu emang narsis
yang cowok jadi keliatan menthel
yang cewek malah keliatan tambah menthel
kami tunggu mas dony di kampus ungu
n kalo aku pentas dateng lho yah....
hehehehehehe...

adimu seng paling ganteng dewe sak donyo...
SUUULLLLAAAAMMMM

Anonim mengatakan...

Kami tidak tahu akan mampu memberi apa pada dirimu, kami hanya punya cinta di diri kami, cinta kami utk kamu & cinta kamu utk kami, berawal dari sebuah cinta semuanya akan tetap ada, hidupmu bkan lg punyamu,tp hidupmu adalh hidup kami, hidup dia, & hidup mereka, begitu juga dengan hidup kami,,,cinta kita,,,
PANDA IMUT

Anonim mengatakan...

lalu semua akan menjadi sebuah kenangan...
...dan hanya senyum simpul yang mampu menyatu dengan darahku.
darah yang tak lagi merah, karena telah menjadi satu dengan segala alu..
ndu...jangan kau tinggalkan Lugu, ada bekas kaki dan tanganku disana.
aku telah menuliskan sajak untuk Lugu.
dan maaf..barangkali hanya itu yg bisa aku katakan, utk ketakhadiranku dalam agnda LATDAS 07..
MAAFKAN AKU YA...KALIAN AKAN TETAP MENJADI BAGIAN HIDUPKU YANG TAK AKAN AKU LUPAKAN, MESKI DIMANAPUN AKU BERADA.

Anonim mengatakan...

lugu...t4 dimana aku memulai eksistensi dan memahami keberadaanku dkampus ungu...tetap eksis dgn keluguan n narsisme luguku...sebagian jiwa kita berada dikomunitas yang pernah n akan selalu kita jaga ada-nya...
heni tetep bungaz