02 Januari 2011

Silet

Oleh: Dony P. Herwanto

Oprah Gail Winfrey terlalu berjarak dengan kami. Ia terlalu kaya. Dengan kekayaan sekitar 1,3 milyar dolar AS, ia masuk dalam daftar milyarder di dunia. Kala melihat penampilannya di layar televisi untuk kali pertama, kami tahu, dia adalah pengusaha. Kami bermimpi seperti dia saja tak berani. Apalagi memandu acara sebegitu hebatnya.

The Oprah Winfrey Show – nama acaranya - membuat debut nasional pertamanya pada tahun 1986. Acara itu meraih sukses dengan cepat dengan menjadi pertunjukan paling populer di televisi. Oprah menjadi wanita kulit hitam yang bangkit dari kemiskinan dan menjadi bintang dengan bayaran tertinggi.

The Oprah Winfrey Show menjadi talk show nomor satu saat itu, Acara ini di tonton oleh 48 juta pemirsa setiap minggunya di Amerika dan disiarkan secara internasional di 126 negara. Kata yang pantas untuknya: Cerdas, kaya, dan humoris.

Kami lebih akrab dengan Feni Rosewidyadhari atau Feni Rose, presenter utama acara Silet. Awal karirnya jelas jauh berbeda dengan Oprah. Dia memulai karir sebagai pembawa acara babak kualifikasi Formula 1 di TPI yang kini berubah menjadi MNC TV. Setelah itu, karirnya menanjak. Pada 2003, Feni sukses menjadi pembawa acara utama.

Dari sinilah, kami mengenal sosok lulusan FISIP Antropologi Universitas Indonesia tahun 1998. Sosoknya sporty, smart, and confidence. Barangkali itu karena tuntutan pekerjaan sebagai pembawa acara olahraga. Awal karirnya – tahun 1999 – Feni hanya menjadi pembawa acara pada segmen kuis GP Formula 1 di RCTI.

Selain menjadi pembaca acara F-1, Feni – yang kami kenal – juga memandu acara perempuan di Metro TV bersama Ojie Naniek, Maudy Koesnaedi, Melanie Subono dan Caroline Zachrie. Dan kami semakin akrab dengan sosok Feni yang selalu tertawa renyah diakhir pertanyaan yang dia ajukan kepada narasumbernya.

Wajah Feni Rose makin dikenal banyak kalangan, setelah menerima tawaran menjadi bintang iklan sabun cuci bermerek Surf. Dan wajah ayu perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur, 1 November 1973 itu makin dekat dengan kami setelah menjadi presenter infotainment ‘Silet’ yang kini menunai kritik di berbagai media, termasuk Twitter, karena meresahkan dan membuat takut pengungsi dengan ‘ramalan’ palsunya.

Minggu, 7 November 2010, Feni Rose, Si Presenter ayu itu melakukan kesalahan besar. Dalam tayangan itu disebutkan, radius awan panas Gunung Merapi mencapai 65 km dan diramal akan ada ledakan besar. Ada juga pernyataan dari Feni Rose, Yogya adalah kota malapetaka. Tayangan ini juga diimbangi dengan statemen dari ahli vulkanologi.

Jelas, Feni Rose tidak sedang dalam kondisi depresi, seperti ribuan pengungsi korban Merapi. Feni dalam kondisi – dalam istilah psikologi – full consciousness (kesadaran penuh). Feni sadar, dia sedang membawakan materi yang mengandung risiko. Artinya, bila sedikit salah ucap, akan banyak datang kritik. Bagi kami, materinya sensitif.

Setelah menerima banyak kritik, Redaksi Silet meminta maaf atas kalimat yang dibacakan Feni Rose. Permintaan maafnya, mulai ditayangkan di layar RCTI hari itu juga. Permintaan maaf itu dengan latar belakang hitam dengan tulisan putih, dengan logo 'Silet' di pojok kanan bawah.

Seperti ini tulisannya, "Segenap tim Redaksi Silet memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas pemberitaan Silet edisi Minggu, 7 November 2010 yang memuat ramalan dan pesan berantai yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang prediksi Merapi. Simpati dan doa kami untuk seluruh korban bencana." Selain melalui tayangan beberapa detik itu, permintaan maaf Redaksi Silet juga disampaikan melalui running text.

Feni Rose yang pernah kami temui adalah sosok peremuan yang sederhana. Kami juga mengenalnya sebagai salah satu instruktur tari tradisional. Ketika kami tanya apa cita-citanya, Feni menjawab dengan nada santun, ‘Ingin membuat media dengan pemberitaan positif,’.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terkutuklah kealpaan.jika hal itu terjadi padaOprah jika terjadi pd feni rose he he biassa aja lah karena disisi manapun sulit dicari imbangannya