21 Oktober 2008

Waiting for Godot

pesta demokrasi pemilihan Walikota-Wakil Walikota Bogor bak maha karya Samuel Becket berjudul Waiting for Godot (menunggu Godot). penonton, dalam hal ini masyarakat Kota Bogor harap-harap cemas dengan janji-janji yang ditawarkan semua pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota (Cawalkot). hal itu sama halnya dengan apa yang dialami Vladimir dan Estragon yang menanti kedatangan Godot.
Godot yang tak kunjung datang menjadi simbol betapa janji-janji Cawalkot hanya bualan saja. 600 ribu warga kota Bogor sudah tak sabar melihat kotanya jauh dari kemacetan dan kekotoran. tapi rakyat tetaplah rakyat yang selalu diposisikan sebagai obyek regulasi pemerintah yang barangakali kurang mengerti permasalahan hingga ke akar rumput.
satu pemandangan yang sangat menarik adalah, ketika lima pasangan calon melakukan kampanye simpatik dengan door to door. gambaran ini memberi satu bukti bahwa untuk menjadi seorang pemimpin rakyat harus didekati, tapi ketika sudah duduk di 'kursi panas' enggan melihat penderitaan rakyat.
inilah yang membuat cerita pesta demokrasi masyarakat Kota Bogor sama dengan kisah Vladimir dan Estragon, dua tokoh rekaan Sameul Becket itu. dua tokoh itu sibuk dan bersilang pendapat tentang Godot. akankah Godot datang di saat yang tepat? siapa sebernanya Godot?

Buitenzorg

Tidak ada komentar: