12 Oktober 2008

dengan bahasaku, aku

: Surat Balasan Maria Wauran

pagi ini matahari terbit, nanti malam lihatlah! dia sudah tidak ada, tunggu maka dia besok muncul lagi...demikian pula bulan, dan bintang, dan begitu pulalah pohon, dan aku, kamu, kita.masa remajaku, menjadikan aku sekarang. setiap keputusan yang pernah kubuat, adalah sejarah dalam buku kehidupan. kadang membuatku senang, kadang membuatku sedih, tapi selalu membuatku belajar dan semakin kuat.aq sekarang, maria wauran, tidak seperti zoro, samurai, bukan juga seperti angin. di balik topeng itu aku, di setiap ayunan pedang itu juga aku, di setiap gerak kaki dan tubuhku, itulah aku. tetap maria wauran, bukan orang lain saat aku berada di atas loper, itulah aku juga yang sebenarnya. kau hanya melihatnya dari sisi diriku yang lain.

Surabaya, 2008 Oktober 9 11:28

Tidak ada komentar: