: Astridefie Oktaviani
seperti kupu-kupu emas bermain dengan putik bunga emas
sayang, ada angin genit memburu kupu-kupu emas itu
ada kepak-kepak rindu
yang lupa berkehendak
kupu-kupu emas itu bertanya kepada sang penyair
"kau lihat sehelai bulu emasku yang diterbangkan angin?"
sambil terus berputar-putar di alam imajinasi, sang penyair-pun menjawab
"Tadi ada putik bunga emas yang jatuh di atas puisiku,"
kupu-kupu emas tersenyum,
lalu pergi dengan kepakan yang terhalus
sambil berkata
"jika kau lihat ada sehelai bulu emasku, tolong simpan dan rawatlah. suatu saat akan ada kupu-kupu emas meminta sehelai bulu emas itu padamu"
Buitenzorg
seperti kupu-kupu emas bermain dengan putik bunga emas
sayang, ada angin genit memburu kupu-kupu emas itu
ada kepak-kepak rindu
yang lupa berkehendak
kupu-kupu emas itu bertanya kepada sang penyair
"kau lihat sehelai bulu emasku yang diterbangkan angin?"
sambil terus berputar-putar di alam imajinasi, sang penyair-pun menjawab
"Tadi ada putik bunga emas yang jatuh di atas puisiku,"
kupu-kupu emas tersenyum,
lalu pergi dengan kepakan yang terhalus
sambil berkata
"jika kau lihat ada sehelai bulu emasku, tolong simpan dan rawatlah. suatu saat akan ada kupu-kupu emas meminta sehelai bulu emas itu padamu"
Buitenzorg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar