03 Desember 2007

Sesaat Setelah Membaca Sapardi

AKU INGIN

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya tiada

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(Sapardi Djoko Damono, 1980)

puisi diatas ditulis Sapardi dengan sangat sederhana, dengan imajinasi yang sederhana pula. tetapi dengan kesederhanaan itu, Sapardi telah berhasil membuat cinta yang begitu sulit diartikan menjadi mudah untuk diejawantahkan.
ketika saya membaca puisi ini dihadapan seorang wanita ini, saya gemetar. jujur saja dengan kata-kata yang sederhana wanita ini berkata, "Aku tahu kau sedang jatuh cinta, tapi aku tak tahu kalau cinta itu ternyata begitu sederhana".
dia menjadi sadar bahwa cinta tak serumit cinta romeo kepada juliet, bahkan lebih mudah dari membalikkan telapak tangan.
"puisi ini ditulis oleh seorang lelaki yang sederhana," kataku.
dia tersipu lalu bertanya lagi
"Lalu lelaki itu hendak kemana, ?" katanya padaku
"ia hendak menangkap seekor kupu-kupu, yang terbang dilangit itu," jelasku yang lalu ditangkap sebagai kebenaran.
wanita itu langsung terdiam dan melanjutkan minum anggurnya.

setelah kita tahu apa cinta, kita pasti ingin mengerti tentang cinta itu sendiri. tetapi ditangan Sapardi cinta hadir diantara ruang dan waktu yang hening itu.
Sapardi telah membukakan mata kita tentang kesederhanaan cinta, ia memberikan pesan bahwa cinta itu tak rumit jika kita bisa mengerti hakikat dari cinta

Bogor, 031207

Tidak ada komentar: