15 Desember 2007

Saat Itu Aku di Istana Bogor

saat itu aku sedang berjalan menuju sebuah istana di Buitenzorg. sebuah bangunan yang begitu megah. dalam hati bertanya, apakah aku bisa memiliki bangunan yang megah itu.
setelah berkeliling istana itu. Riyanni Djangkaru mengajakku diskusi tentang konservasi lingkungan yang memiliki pengaruh besar terhadap hidup manusia
sebuah penghargaan bagi orang seperti aku. memiliki kesempatan berdiskusi dengan orang yang memiliki tingkat kesibukan tinggi.
ini kutipan diskusi dengan Riyanni:
dony : sejak kapan anda fokus di konservasi lingkungan.
Riyanni : sejak aku ingin bersatu dengan alam. saat itu ada sedikit letupan dan lompatan bahwa aku harus melindungi alam.
D : bisa diartikan bahwa bumi dalam masa kritis
R : sebelumnya saya melihat serta merasa bahwa bumi ini memiliki suara yang pantas kita dengar. itu terjadi ketika saya pergi ke daerah Kalimantan. saya melihat ada suku pedalaman tidur tengkurap dengan menempelkan telinganya di tanah. ketika itu aku berfikir, apa yang sedang mereka lakukan. setelah mereka selesai melakukan ritual adat. aku bertanya pada kepala suku. "apa yang kalian lakukan tadi," dan kepala suku itu menjawab. kami sedang mencoba mendengarkan suara bumi. aku tercengang dan ingin menangis. bumi yang kita tempati dan yang aku injak ini, ternyata mengeluh.
D : disaat itu apa yang ada dipikiran Riyanni? apakah sesegera mungkin menyatu dengan alam atau melakukan suatu tindakan yang nyata?
R : tentu kau pun ingin melakukan sesuatu yang membuat mata kita meneteskan air mata.

apa yang bisa diambil dari sedikit wawancara ini.
1. kita tahu bahwa bumi punya suara
2. kita harus segera melakukan tindakan nyata
3. turuti kata hatimu, jangan matamu

Buitenzorg, 151207

Tidak ada komentar: