aku sengaja buka pintu rumah ini lebar-lebar, agar kau bisa melihat isi dalam rumahku, lewat pintu yang terbuat dari kayu jati, kau akan berimajinasi tentang sebuah kota nan indah di ujung Pulau Jawa. setelah kau berhasil masuk rumahku, kau akan segera bertemu dengan sepasang patung laki-laki perempuan yang saling berhadapan. tak lupa aku juga sering menaruh bunga mawar merah dan putih, masing-masing satu pasang.
tapi kau jangan heran ketika di dalam rumahku tak ada kursi dan meja di ruang tamu, sebab aku ingin melihatkan kesederhanaan dan kebersahajaan. maaf jika kau tak biasa duduk di bawah. di keempat dinding rumahku, terpasang juga empat lukisan abstrak. ketika kau sudah lelah duduk di bawah, segelas teh hangat manis segera datang. sayang, aku sendiri yang mengantarkan teh itu. maklum belum ada satupun wanita yang mau dengan orang sepertiku.
setelah kau habiskan segelas teh manis itu, aku akan antarkan kau masuk lebih dalam lagi, di mana ada ruang yang memisahkan ruang tamu dengan ruang tengah. ruang itu kecil, tapi selalu ada dua buah kursi untuk berdiskusi tentang apapun, biasanya, aku sering habiskan waktu di sana, sambil melihat pergantian sore ke malam hari. tak inginkah kau coba?
maaf jika aku tak sempat mengajakmu keliling taman belakang rumahku, sebab aku harus pergi sebentar untuk melihat bulan penuh malam ini.
Buitenzorg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar