23 Juni 2008

Layang-Layang atau Bendera

bendera itu terjatuh saat semua tak melihat, dan hanya aku yang sempat melirik ke belakang, barangkali hanya aku yang kembali. barisan di depanku pun tak menghiraukan. entah karena apa bendera itu terjatuh, tak ada angin, sore itu hanya sekelompok bocah lima tahun berlari-lari mengejar layang-layang yang terbang dan sempat nyangkut di bendera itu . bambu-bambu tinggi itu mencoba meraih layang-layang yang tersangkut di antara tiang dan bendera. layang-layang didapat, bendera pun jatuh melambai dan sekelompok anak kecil dengan sorak sorai berlari sambil membawa layang-layang di tangan. bendera yang terbang tertiup angin-pun telah diinjak-injak anak-anak yang berlarian sambil membawa layang-layang.

itulah gambaran cerita yang coba saya angkat dalam pementasan pantomime di Gedung Kemuning Gading, saat Festival Film Dokumenter. ide cerita diambil saat rasa nasionalisme ini dipertanyakan. masihkah anak-anak atau generasi penerus menghargai makna upacara bendera atau lebih menghargai satu layang-layang yang ketika didapat entah bisa kembali melayang-layang di angkasa.

Buitenzorg

Tidak ada komentar: