ruang waktu

ini adalah ruang rindu dari sekian rindu di tepian waktu

27 Desember 2008

ditulis oleh Dony P. Herwanto di 5:54 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

pantas diketahui

Foto saya
Dony P. Herwanto
24 april 1983. kata Chairil "Kerja belum selesai"
Lihat profil lengkapku

Ruang Berdetik

stat counter
Get a free stat counter here.

Pram Membacaku

Pram Membacaku
seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan (Pramudya Ananta Toer)

Menyair

Menyair

mime

mime


dan dia pun memilih diam

Peta Diri

Dony Putro Herwanto's Facebook profile

pengunjung

hit counter

View My Stats

Pengikut

Trilogi Semut

semut hitam berjalan beriringan
di sebelah batu hitam
bernyanyi dan berbondongbondong
menggotong sepotong roti
yang sengaja aku jatuhkan ke tanah
sebuah koluni yang harmonis
kemudian tanah lembab.

semut merah merayap di dinding
beriringan dan bernyanyi
dengan menggotong tanah yang lembab
kemudian dinding bergetar.

semut putih berjalan pada ranting yang kering
terdengar gemeretak.
sang ratu yang tampak cantik
di usung beriburibu prajurit semut
lalu tersenyum kearahku.
”kau cukup beruntung manusia”

Pelahap Buku

  • Bumi Manusia
  • Habis Gelap Terbitlah Terang
  • Cinta dan Revolusi
  • Dunia Asrul Sani
  • Hikayat Batu-batu
  • Psikologi Imajinasi

Arsip

  • ►  2011 (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (23)
    • ►  Oktober (23)
  • ►  2009 (18)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (12)
  • ▼  2008 (157)
    • ▼  Desember (8)
      • Tanpa judul
      • Ada Tuhan di Ujung Anak Tangga
      • Gadis Gerimis
      • Sandyakala
      • Puisi Hujan
      • PEMBUKAAN KONGRES & SIDANG PLENO
      • KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA 2008
      • Kita Saling Kejar
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Juli (16)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (13)
    • ►  April (33)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2007 (29)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (11)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (8)

Pesan Kata


Free chat widget @ ShoutMix

Ladang Bermain

  • Rini Febriani Hauri
  • Mutia Sukma
  • Catatan Perjalanan
  • C.H Yurma
  • rifky setiadi
  • Jurnal Bogor
  • pinto anugrah
  • bilik pendidikan
  • Esha Tegar Putra
  • Syamsuddin Ch Haesy
  • ruang berita
  • azura
  • bulu mata susu ramon
  • butet kartaredjasa
  • Bum2 Violin
  • poetry fondasion
  • puisi chairil anwar
  • Jalan Setapak
  • Secawan Sajak
  • Jendela puisi
  • Sajak Lain
  • Poetry Classic
  • Virginia Quarterly Review
  • The Paris Review
  • Jurnal Nasional
  • Tussie Ayu
  • Arie MP Tamba
  • Ook Nugroho
  • Dadan Suwarna
  • Taufik Rahzen
  • TS Pinang
  • Seno Gumira Adjidarma
  • Damhuri Muhammad
  • D. Maulani
  • jiwa lain
  • Y. Sungkar
  • Teater Lugu
  • pelukis langit
  • Y.Thendra B.P
  • Hasan Aspahani
  • M.A.G Shadle
  • R. Maeilena

Siapa Tokoh Psikoanalisa

Pelukis Kontemporer Indonesia

Pelukis Kontemporer Indonesia
Saat berbincang dengan Jerry Thung tentang konsep melukisnya yang terinfluence dengan budaya Thionghoa. lukisannya lebih hidup dari dirinya

Maafkan Aku Bibir

: N

bibirku berhutang pada bibirmu
sebab telah aku gunakan bibirmu untuk berkata yang bukan aku
maaf…
barangkali hanya itu
karena bibirmu begitu seksi dan pandai
hingga bibirku lengah dalam tidur malam itu.
aku rindu bibirmu
ingin segera bibirku bersatu dengan bibirmu.

Batu 2

: M. A. Shadli

saat matahari tepat di atas kepala
bayangbayang batu menyatu dengan tanah
ada segerombolan domba lelah
dan bersandar di antara dua batu
”apa yang kau keluhkan ?” tanya batu
”aku lelah makan rumput” jawab domba

saat matahari munculkan bayangan
2/3 diriku, bayangbayang batu menyatu dengan tanah
ada segerombolan kerbau lelah
dan bersandar pada celahcelah batu
”apa yang kau keluhkan?” tanya batu
”aku lelah membajak sawah” jawab kerbau

saat matahari kehilangan sinar
bayangbayang lindap di antara cakrawala
ada sepasang jengkerik lelah
dan terbaring diatas batu
”apa yang kau keluhkan?” tanya batu
”aku cemburu dengan domba dan kerbau, mengapa mereka punya matahari sedang aku tidak!”
jawab jengkerik lalu sunyi


Kunjungi

Postingan
Atom
Postingan
Komentar
Atom
Komentar
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.